March 13, 2009

APAKAH BISA DIBILANG PESTA RAKYAT..??

Coretan kecil dibawah ini hanyalah opini pribadi, yang tidak bermaksud menyinggung pihak manapun juga. Tapi dengan coretan kecil ini, semoga dapat bermanfaat..
Sebentar lagi Negara kita tercinta ini akan menyelenggarakan suatu even besar. Even yang diselenggaarakan setiap 5 tahun sekali. PEMILU, itu dia even yang akan diselenggarakan.

PEMILU itu…

Pemilihan Umum..

Penting Milih Urip (red:penting milih hidup, dalam bahasa jawa)

Pekan Manusia Lupa (diri)..


Even ini tinggal menghitung hari, tapi masih banyak orang yang bertanya-tanya..,

“Kapan pemilu?”

“Dicoblos atau diapakan cara milihnya?”

Jalanan penuh dengan baliho dan spanduk dari partai-partai dan para calon legislative. Tak ketinggalan para artis ikut tampil dalam dunia perpolitikan. Kurang duit, pengen lebih terkenal lagi, atau memang benar-benar ingin menyampaikan aspirasi rakyat..
Tak hanya sampai disitu masalah yang ada. Puluhan partai telah berhasil menjadi peserta pemilu karena berhasil lolos verifikasi dari KPU (Komisi Pemilihan Umum), membuat calon pemilih yang notabene adalah masyarakat semakin bingung dan pusing akan memilih yang mana. Gambar dari partai yang berwarna-warni layaknya pelangi di lembar kerta suara dan “cas..cis..cus” juru kampanye yang mengobral kata pemikat, membuat masyarakat stress. Belum nanti setelah hasil perhitungan diumumkan akan ada masalah baru. Saling tuduh antara peserta, Calon A curang lah.., calon B pakai money politic lah.., minta pemilihan ulanglah, atau apalah. Manusia yang tidak bisa menerima kekalahan secara bijak apakah pantas untuk dipilih??? Coba liat saat pemilihan presiden Amerika. Jhon McCain langsung memberikan statement selamat atas terpilihnya Obama sebagai presiden baru dan menerima kekalahannya. Akankah itu terjadi di negeri kita tercinta ini???

Amerika memang Negara adidaya dan adikuasa. Sebutan penjahat dunia pun pernah melekat di Negara super power ini, tapi ajang seperti pemilu sangat dijunjung tinggi. Bagaimana dengan Indonesia?? Kita lihat saja bulan April nanti..
Jangan disalahkan kalau akan banyak orang yang tidak ikut dalam pemilu alias GOLPUT. Lihat saja, baru di awal beberapa partai telah membuat keraguan di masyarakat. Beberapa partai besar yang telah memenangkan beberapa kali pemilu, melaporkan dana awal kampanyenya yang jauh dari logika. Sedangkan partai yang baru berdiri bisa sampai milyaran dalam pelaporan dana awal kampanye. Disini saya tidak akan menyebutkan siapa saja partai itu, kalau anda peka pasti anda tahu.

INDONESIA BUTUH ORANG-ORANG YANG MAMPU KERJA NYATA, BUKAN “OMDO” alias omong doank..

Apakah permasalahan dalam pesta rakyat 5 tahunan ini sampai disitu? Belum. Bagaimana dengan orang-orang yang ingin memilih tapi dia berada di luar kota dan harus memilih di kota dia berada. Memang semuanya telah diatur dan diurus agar pemilu dapat berjalan sukses, tapi kenyataan di lapangan tidak demikian.

Jujur seumur hidup, saya baru ikut pemilu sekali. Saat pemilihan anggota legislative, dan saat pemilihan presiden saya tidak ikut memilih. Bukan karena tidak mau, tetapi birokrasi yang super ribet. Ketika itu, saya kuliah di salah satu perguruan tinggi negeri di daerah Jawa Barat. Dengan bermodal kartu pemilih yang saya bawa dari rumah tempat saya berdomisili, saya berharap dapat memberikan suara saya dalam pemilihan presiden. Tapi kenyataannya, saya tidak bisa memberikan suara dalam pemilihan presiden. Alasannya, saya tidak membawa surat keterangan RT/RW dari tempat saya berdomisili. Jadi saya tidak bisa mendaftar sebagai pemilih.

Ah! ribet bener mau memberikan suara saja. Kalau kayak begini mending saya golput, yang butuh suara bukan saya kok, tapi orang-orang yang nantinya duduk dikursi empuk senayan. Bukankah pemilu itu dilakukan serentak diseluruh Indonesia dan setiap pemilih setelah memberikan suara harus mencelupkan jarinya ke dalam tinta sebagai tanda telah memberikan suaranya. Tapi kenapa mesti harus pakai surat inilah, itulah, padahal cukup dengan membawa KTP atau kartu pemilih saya rasa sudah cukup untuk memberikan suara dalam PEMILU.

Sebagai penutup, saya tidak skeptis dengan adanya pemilu. Saya senang dengan adanya pemilu, karena akan menentukan nasib bangsa. Perubahan kea rah yang lebih baik. Tapi bila birokrasi masih ribet untuk memberikan suara,,hehehe…jadi mikir dua kali buat milih.

NB: stori gw di semarang belum selesai di writing. Bentar lagi beres kok, habis itu bisa di loncing daaahhh…hohohoho