January 15, 2012

Kejar daku, kau kunaiki

Setelah kemarin menang pulsa goban! dalam acara anniversary blog mak gaol, sekarang gw coba mengadu keberuntungan gw di giveaway 3 Emak, Saweran Kecebong 3 Warna *kenapa emak-emak semua yang ngasih giveaway*. Kenapa gw bilang mengadu peruntungan, karena yang kemarin itu kontes mengadu cerita aib. Lebih tepatnya, tertawa dalam aib. Dan gw pemenangnya. *bingung, mau bangga apa sedih* :p

ini banner sawerannya

Dulu ada pelem yang sempet in banget dimana, mengisahkan persahabatan 4 anak manusia yang harus rusak karena salah paham. Nama pelemnya "Mengejar Matahari". Judul pelemnya juga dibikin jadi judul lagu yang di kumandangkan secara serentak dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja (ceileh..kayak adzan ajah..) sama penyanyi top "ARI LASSO"
"Mengejar Kereta", beda cerita, beda naskah. dan tentunya beda pemain pula lah..hehehe. Ini kisah asli, sumpah ini asli dan based on true story dari penulis. Sebut saja nama penulisnya John Statham. Percaya? Gila lu kalo sampe iya..hahaha. 

Dimana ada 3 cowok keren, cakep n gaol (salah satunya gw).hahaha.. ingin pulkam alias pulang kampung menggunakan transportasi yang kata orang merakyat dan murmermen,murah meriah mencret. Naik kereta mameeenn.. atau kata orang Belanda bilang, SEPUR. hahaha...

Perjalanan dimulai pada pagi hari, gw lupa itu hari apa. Tapi yang jelas waktu itu lagi libur semesteran dan ingin ngirit biaya saat pulkam biar bisa liburan beneran di kampung halaman. Perjalanan dimulai dari Stasiun Bogor menuju Stasiun Kota, Jakarta. Sampe di Stasiun kota, sebagai warga yang baik dan taat akan peraturan sebelum naek kereta, gw beli tiket kereta dengan  tujuan Surabaya. Tiket ditangan, hatipun tenang. Keanehan mulai timbul ketika jam di stasiun menunjukkan waktu yang melebihi waktu keberangkatan yang tertera di tiket. Kereta ku tak kunjung tiba. Jam karet memang lumrah terjadi di negeri ini, tapi yang ini karetnya kayak karet kolor eyang kakung sampe eyang buyut. Yang kalo ditarik udah gak bisa elastis lagi.

Dengan inisiatif, edukatif, tanpa sensitif, gw tanya lah sama petugas yang ada di stasiun.

"Pak, kereta tujuan Surabaya belum datang yaa..?
"Owh, baru aja berangkat Mas. Itu masih kelihatan keretanya.."

Masih bisa melihat pantat kereta yang seharusnya gw naikin melaju menjauhi gw, itu nyesek banget. Rasanya cenat cenut di hati melebihi jomblo yang lagi galau di malam Minggu. Kita bertiga akhirnya berunding, gimana caranya biar gak balik ke Bogor. Karena masalahnya, gw udah pamit dengan temen satu kosan, ibu kosan, ibu penjual nasi warteg yang sekejap berubah jadi IMF karena sering gw utangin klo lagi krisis, abang tukang gorengan, bahkan kepergian gw hingga naik angkot diiringi dengan tabuhan rebana dan ondel-ondel (ini mau nikahan apa mau naik haji) Kalau balik lagi ke kosan, ini muka mau ditaruh dimana? di pantat? atau dimasukin ke dalam kotak amal mesjid? atau bahkan dilipet trus masukin kantong..? gak mungkin banget kan, ntar gw malah gagal jadi cowok kece nan gaol.

Bak menemukan oase di tengah gurun pasir yang tandus dan gersang. Seorang bapak petugas kereta api membantu kami untuk mendapatkan uang kami kembali karena "ditinggal kabur"sama kereta. Ya dengan konsekwensi, uang tidak kembali utuh. Setidaknya setengah dari uang tiket kami bertiga kembali. Sesuatu banget ya cyyiiinntthh..! Dengan tekad keukeuh sukeukeuh, harus pulang kampung dengan kereta ekonomi. Kita bertiga terus mencari tahu ada lagi gak selain kereta dari Kota yang menuju Surabaya.


"kalian mau kemana dek..?"
"ke Surabaya,Pak"
"owh, kalian naik kereta dari Stasiun Pasar Senen saja klo masih mau tetep naek kereta ekonomi. Kira-kira jam 2 siang ini kereta berangkat dari sana" 


Jam di tangan gw menunjukkan pukul setengah 2 siang. *kamfret* (ask to myself: Akankah tiga cowok kece ditakdirkan pulang lagi ke Bogor?) Tanpa pikir pendek, sependek tali kolor babe yang ditarik sama cicitnya sampe putus. Kita ngibrit beli tiket tujuan Stasiun Pasar Senen. Lagi dan lagi, kita ketingglan kereta ke Pasar Senen. ffiuuuhh..!

Tepat pukul setengah dua lebih lima, gw udah berangkat ke Stasiun Pasar Senen. Yes! berhasil! Stasiun Pasar Senen. Waktu menunjukkan pukul dua kurang lima menit. Posisi sedang mengantri di depan loket dengan urutan nomer 3, sedangkan kereta berangkat jam 2 siang. Lima menit lagi, dan gw bertiga masih ngantri, belom dapet tiket. Rasanya seperti pengen joged-joged india di tiang-tiang yang ada di Stasiun. Kondisi udah gak bisa diajak berpikir jernih lagi. Kereta di Pasar Senen adalah kereta ekonomi terakhir tujuan Surabaya.


Di depan loket, udah gak ngitung duit lagi, asal lempar aja duitnya. Tiga tiket untuk tiga orang, duitnya recehan. Ribuan dan logaman. Kebayang kan muka petugas loketnya? Keningnya berkerut, hehehehe. Jam 2 siang lebih dikit (kagak tahu lebihnya berapa) gw naik kereta dan kereta pun berangkat. Sambil ngelihat tiket, ternyata tiket gw gerbong delapan, yes delapan sodara-sodara sekalian. Sedangkan gw naik di gerbong satu. Aheeeyy..!! jalan menyusuri tiap gerbong menuju gerbong delapan. Tak apalah, daripada berjalan menyusuri rel kereta menuju Surabaya atau harus kembali ke Bogor.  Bisa menjadi catatan kelam dalam hidup gw, walopun yang ini kelam juga. hahahha..

Duduk di gerbong delapan, penumpangnya hanya kita bertiga. Sambil pandang-pandangan daaaaann..pecahlah tawa itu.. Kita bertiga ngakak sejadi-jadinya, mengingat kejadian yang baru saja menimpa kita bertiga..:D

Cerita ini gw (Adi Budi Yulianto) ikutkan dalam ‘Saweran Kecebong 3 Warna’ yang didalangi oleh Jeng Soes-Jeng Dewi-Jeng Nia, disponsori oleh Jeng Anggie, Desa Boneka, dan Kios108”. Sebagai bentuk partisipasi 3 emak yang lagi baek hatinya..:) Yang pengen tahu siapa mereka dan lomba yang diadain, klik aja nama mereka. Karena link-nya sudah berdegup-degup kayak jantung gorila yang lagi birahi..hahaha.

Sebenarnya gw bingung, ini termasuk cerita lucu apa cerita sedih ya? Kok gw ngeliatnya kayak cerita aib (lagi) gw. Hahaha, tak apalah. Ini namanya berbagi cerita aib.. *wink-wink*

berpartisipasi dalam ‘Saweran Kecebong 3 Warna’ yang didalangi oleh Jeng Soes-Jeng Dewi-Jeng Nia, disponsori oleh Jeng Anggie, Desa Boneka, dan Kios108”

Read more at: http://keluargazulfadhli.blogspot.com/2012/01/saweran-kecebong-3-warna.html
Diambil dari tulisan aslinya di http://keluargazulfadhli.blogspot.com/
berpartisipasi dalam ‘Saweran Kecebong 3 Warna’ yang didalangi oleh Jeng Soes-Jeng Dewi-Jeng Nia, disponsori oleh Jeng Anggie, Desa Boneka, dan Kios108

Read more at: http://keluargazulfadhli.blogspot.com/2012/01/saweran-kecebong-3-warna.html
Diambil dari tulisan aslinya di http://keluargazulfadhli.blogspot.com/
(nama sampeyan) berpartisipasi dalam ‘Saweran Kecebong 3 Warna’ yang didalangi oleh Jeng Soes-Jeng Dewi-Jeng Nia, disponsori oleh Jeng Anggie, Desa Boneka, dan Kios108

Read more at: http://keluargazulfadhli.blogspot.com/2012/01/saweran-kecebong-3-warna.html
Diambil dari tulisan aslinya di http://keluargazulfadhli.blogspot.com/