June 13, 2008

REDUCE GLOBAL WARMING

Bicara soal pemanasan global atau yang lebih “ngetrend” dikenal dengan sebutan global warming tidak akan pernah habis dan tidak akan pernah selesai-selesai. Apalagi masih segar dalam ingatan kita semua bahwa telah dilakukan KONFRENSI PERUBAHAN IKLIM di Bali, yang isinya kalau tidak salah membahas tentang meratifikasi Protokol Kyoto. Selama kegiatan konfrensi tersebut tanpa disadari telah menghasilkan CO2 yang banyak karena penggunaan kendaraan bermotor untuk mengantar dan menjemput delegasi dari hotel ke tempat konfrensi.

 gak kasihan lihat dia?

 
Pemanasan global (global warming) yang diakibatkan oleh gas-gas rumah kaca (GRK) seperti karbondioksida (CO2), metan (CH4), dan dinitro oksida (N2O) yang sering dikaitkan dengan budidaya pertanian. Gas rumah kaca (CO2, CH4 dan N2O) adalah gas yang dapat membentuk lapisan pemancar panas di atmosfir yang memantulkan kembali sinar infra merah yang dipancarkan permukaan bumi. Penumpukan gas-gas ini menyebabkan jumlah sinar infra merah yang dipantulkan kembali semakin besar, akibatnya suhu bumi semakin lama semakin panas. Kejadian seperti ini sama halnya seperti kejadian di dalam greenhouse, dimana sinar matahari yang berupa gelombang pendek masuk ke dalam greenhouse dan dipantulkan oleh tanah menjadi gelombang panjang. Nah, gelombang panjang inilah yang tidak mampu menembus atap greenhouse dan terpantul kembali ke tanah. Itulah sebabnya, kenapa di dalam greenhouse lebih terasa panas dibanding kondisi di luar greenhouse.
 
Jadi jangan pernah beranggapan bahwa gedung-gedung pencakar langit yang mayoritas berdinding kaca yang berada di ibu kota adalah penyebab efek rumah kaca.
 
STOP GLOBAL WARMING..!! (it’s NOT TRUE)
 
Slogan tersebut SALAH. Mutlak salah, kalau kita beranggapan bahwa pemanasan global dapat dihentikan seperti slogan di atas yang selalu digemabar-gemborkan dimana-mana. Pemanasan global tidak bisa dihentikan, hanya bisa dikurangi. Pemanasan global masih akan terus terjadi dan berlangsung selama masih ada pabrik yang mengeluarkan asap yane mengepul, kendaraan yang menyebabkan polusi udara, pembakaran fosil untuk menghasilkan energi, penebangan hutan secara liar tanpa memperhatikan lingkungan di sekitar. Menurut data terbaru dari konferensi perubahan iklim di Bali bahwa, Indonesia adalah negara ketiga yang memiliki hutan terluas di dunia dan negara ketiga juga sebagai penghasil karbon terbesar di dunia. Lebih mencengangkan lagi bahwa pemanasan global akan terus terjadi selama kita masih makan nasi dan itu berari selama kita masih menanam padi.
 
Karena menurut koordinator Konsorsium Padi dan Perubahan Iklim, Reiner Wassman dari International Research Institute (IRRI) Filipina menyatakan bahwa budidaya tanaman padi merupakan penyumbang emisi metana terbesar. Gas metana merupakan salah satu gas rumah kaca penyebab pemanasan global yang memiliki 21 kali lebih berpotensi menyebabkan efek rumah kaca dibanding karbon dioksida yang menyebabkan kerusakan ozon dan kenaikan suhu.
 
Konsentrasi metan (CH4) di atmosfer dewasa ini mencapai 1700ppbv (part per billion volume), dua kali lebih besar konsentrasinya dibanding 100-200 tahun yang lalu (650-750ppbv). Angka tersebut terus berubah karena laju kenaikan metan di atmosfer saat ini kurang lebih 0,7% atau setara dengan beban bertambahnya gas metan di atmosfer sebesar 40Tg per tahun (1 Tg = 1.000.000 ton).



Jadi, slogan stop global warming jangan di katakan lagi, tapi harus diganti dengan..
 
REDUCE GLOBAL WARMING..!!

Slogan inilah yang lebih cocok dan lebih masuk akal. Mari jaga bumi kita bersama..:)